SUKSESKAN MUSYAWARAH IM3I KE-XIX 2019

Musyawarah besar adalah musyawarah tertinggi dalam setiap organisasi termasuk di lembaga IM3I yang dikuatkan dalam konstitusi dipasal 32 ayat (1), disis lain mubes menjadi forum yang dapat merevisi apa apa saja yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan dan cita cita lembaga bahkan organisasi dapat dibubarkan diforum tertinggi ini jika semua kader bersepakat dengan hal itu.

Sebagai pelanjut estapet kepemimpinan lembaga yang secara akal sehat kita tidak menginginkan hal itu terjadi dikarnakan potensi-potensi kekuatan (streangt) dalam internal kelembagaan sampai saat ini masih kuat dapat dilihat dari SDM yang masih ada dan roda organisasi masih berjalan yang menopang exsistensi lembaga sejak tahun didirakannya sampai sekarang ini lebih tepatnya tahun 2000 s.d 2018.

Para founding father IM3I sejak lama sudah menyadari akan terjadinya perubahan-perubahan sosial ditengah masyarakat, perubahan itu juga akan dialami oleh generasi dan tentu itu akan berpengaruh pada kader dalam menkonstruksi lembaga,  peran mahasiswa sebagai pilar muda bangsa menjadi prakarsa setiap gerakan pembaharuan maka dari itu para founding IM3I mencoba meletakkan dasar sebuah gerakan yang berbasis ideologis yang mampu mewujudkan intelktual muda yang aktif, kreatif dan inovatif. Pola paradigma yang sangat maju  dengan penjabaran visi dan misi yang memiliki tiga garis besar yaitu:

  1. minciptakan kondisi dinamis yang sesuai dengan minat dan kemampuan mahasiswa dan perubahan dalam sebuah masyarakat.
  2. Peningkatan peran dan pengabdian mahasiswa dalam pembangunan.
  3. Mewujudkan generas yang intelektual dengan dasar akhlak mulia, kebanaran, rasionalitas dan kebenaran.

Tiga garis beras ideologi lembaga tersebut mengisaratkan kepada penerus lembaga agar mampu memahami arag gerak perubahan sosial dengan modal intelektual kader mampu membawa lembaga ini bertahan disetiap tantangan zaman dan menghadapi era perkembangan teknologi yang saat ini terus berevolusi.

Era revolusi idustri ke 0.4 saat ini sangat membawa manusia kepada sebuah kemajuan peradaban dimana  sudah tidak ada lagi batasan ruang, batasan Negara bahkan batasan privasi. Percepatan pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi saat ini bahkan muncul beberapa Perusahaan yang baru berkerak beberapa tahun saja namun sudah mampu mengalahkan perusahaan yang besar. Bukan hanya diwilayah ekonomi saja namun  teknologi ini mempengaruhi kualitas interaksi sosial yang semakin melebar bagaimana media sosial dijadikan sebuah wadah intuk menyebar luaskan narasi kebencian dan intoleransi yang sebenarnya akan berefek pada ancaman kerukunan baik ummat beragama ataupun dalam konteks bernegara.

Kita juga berada pada era yang dimana penduduk angkatan muda yang akan mendominasi sampai 34 % atau setara dengan 271 jiwa ditahun 2020 menurut data BPS, usia 20 tahu 40 adalah usia yang sangat produktif sehingga kedepan generasi diharapkan menjadi tulang punggung bagi perkeonomian dan kemajuan Negara dimasa yang akan datang. Generasi Millenial adalah generasi yang “melek teknologi”. Hasil riset yang dirilis oleh Pew Research Center secara gamblang menjelaskan keunikan generasi millennial dibanding generasi-generasi sebelumnya. Yang mencolok dari generasi millennial ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, entertainment/ hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.

Sebagai mahasiswa yang memiliki tugas penting dalam menganalisa sebuah persoalan yaitu harus memapu membaca situasi saat ini diaman pertemuan revolusi industry dan revolusi sosial menjadi sebuah peluang namun akan menjadi malapetaka jika budaya dan identitas kita sebagai orang Indonesia dan terkhusus Mandar yang memiliki nilai moralitas dan etika tidak dipertahankan walaupun epistemologi atau cara belajar kita dari belahan pemikiran barat dan teologi agama dari Arab tapi kita memiliki landasan kuat sebagai orang Indonesia yang berbudaya, dengan kata lain kita bisa berfikir Global namu bertindak Lokal.

Dalam konteks lemabaga IM3I yang masih eksis sampai saat ini berada pada lingkaran perubahan, jika tidak dapat memanfaatkan peluang perkembangan teknologi dan keberadaan masyarakat millenial maka lembaga ini akan cenderung kaku dan tergerus oleh zaman. Seperti yang disinggung diawal bahwa para founding father IM3I sudah memprediksi perubahan itu terjadi. kader dituntun untuk berperilaku dinamis namun berpegang teguh kepada sebuah nilai perjuangan yang seacara ideologis berakar pada identitas lembaga itu sendiri. Untuk memanfaatkan peluang itu maka dibutuhkan sebuah gebrakan baru yang lebih progresif menggabungkan kemajuan ilmu pengetahuan, nilai leluhur budaya dan garis besar tujuan lembaga, maka dari setiap periode haruslah memperbaharui metode dan merformasi paradigma dalam lembaga tanpa merubah sebuah landasan yang telah dibangun oleh para pendahulu kita.

Momentum musyawarah besar sebagai musyawarah tertinggi dalam organisasi dimanfaatkan sebagai tempat menuangkan ide gagasan yang progresif, menantang perubahan zaman  dan tidak berhenti ditengah perubahan. Yang diharakan kemudian Mubes sudah tidak lagi memperdebatkan hal-hal yang tidak subtansial namun lebih kepada bagaimana kita mampu mereformasi paradigma dan menkonsstruksi metode baru yang akan diterapkan dimasa kepemimpinan selanjutnya. Perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditolak oleh manusia, IM3I juga akan terus menghadapi perubahan itu dengan semangat intelektualitas, kebersamaan dan moralitas.

YAKINKAN SEMANGAT ITU MASIH ADA!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *