“AKTUALISASI IM3I DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 & DISRUPSI ”

TOR (Term Of Refence)

PENCERAHAN INTELEKTUAL TINGKAT LANJUTIKATAN

MAHASISWA MANDAR MAJENE INDONESIA

  1. DASAR PEMIKIRAN

Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Klaus (Shwab, 2016) melalui  The Fourth Industrial Revolution menyatakan bahwa dunia telah melawati  empat tahapan revolusi, yaitu: 1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, sehingga memungkinkan barang dapat diproduksi secara masal, 2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19-20 melalui penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah, 3) Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan komputerisasi, dan 4) Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010an melalui rekayasa intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

Revolusi sains memang meninggalkan kemajuan industri tersebut dengan merubah pola-pola kehidupan manusia. Revolusi sains yang melandasi bahwa tidak ada pengetahuan yang keramat dan semuanya mesti dipertanyakan dikenal dengan istilah “ignoramus” .(sapiens:296). Kehadiran matematika adalah bagian terpenting didalam perkembangan sains sebagai perkakas untuk menghubungkan pengamatan-pengamatan empirik menjadi sebuah teori dan sains tidak hanya berhenti dari sekedar teori namun harus mengembangkan teori itu termasuk pengembambangan teknologi yang banya berkembang diera modern. Perkembangan sains yanng dihubungkan dengan teknologi oleh Francis Bacon diabad sekitar 17 adalah sebuah gagasan revolusioner dalam perjalanan perkembangan pengetahuan itu, sains merambak masuk kedalam sisi kehidupan bukan hanya mengikis tradisi pengetahuan diera pramodern yang bersifat teologis namun sains masuk keadalam sisi ekonomi, politik dan sain itu sendiri yang saling menguatkan. Lembaga politik dan ekonomi menyiapkan sumber daya untuk mendukung sebuah penilitian, penelitaian saintifik menyediakan kekuasaan baru yang digunakan antara lain untuk memperoleh sumber daya baru, sebagian diantaranyanya diinvestasikan kembali untuk penelitian. Yuval menyebutnya sebagai “lingkaran umpan balik revolusi sains”.

Diera modern dunia industri semakin berkembang cepat seiringan dengan perkembangan pengetahuan sehingga revolusi industri tampil sebagai jawaban atas akumulasi dan percepatan distribusi barang yang cepat. Perkembangan revolusi industri sudah masuk kedalam fase konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Revolusi industri saat ini merubah pola hidup manusia dan menjadikan itu sebagai gaya hidup ( life style ) meski ada beberapa aspek yang bisa menjadi peluang, bisa juga menjadi dampak yang lain. Kehadiran industri yang bergerak dijasa ojek online yang siapapun bisa melakukan  pekerjaan itu tanpa memandang status sosialnya semua bisa menjadi satu dimensi. Sosial media kini tidak terlepas dalam kehidupan manusia dimana interkasi sosial juga berpindah dalam satu dimensi yang didalamnya tidak memiliki batas toritoral. Ruang sosial kini sedikit berubah dan integrasi sosial itu kemungkinan terjadi dalam waktu yang cepat pula.

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) merilis data pengguna internet diindonesia mencapai diangka pertumbuhan 10,2 %, keterangan sekjen APJII di Kompas.com (16 mei 2019) menyebutkan servey melibatkan 5.900 sampel dengan margin error 1,28%. Menurut sekjen APJII Henry Kasyif data dilapangan ini diambil selama periode Maret hingga April 2019. Hasilnya total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia tercatat sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 % yang sudah terhubung ke internet. Angka ini meningkat dari tahun 2017 yang hanya tercatat hanyan 54,86% yang terhungung ke internet.

Data diatas menunjukkan bahwa akibat revolusi Industri 4.0 secara fundamental berubah  cara manusia berpikir, hidup, dan cara berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan merubah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Lalu apa yang keliru dengan perubahan zaman yang terlanjur berkembang itu? Apa yang mesti kita lakukan untuk menghadapi perubahan zaman yang sangat potensial merubah dan membentuk struktur sosial ditengah masyarakat ?, pertanyaan itu harus dijawab dan dianalisa Bersama.

Hampir diwaktu yang bersamaan penyebaran berita bohong (Hoax) semakin menguat, data yang dibeberkan oleh Kominfo bahwa jumlah hoax semakin bertambah menjelang pilpres beberapa bulan lalu. Kepala Biro Humas Kominfo Ferdanus Setu dalam siaran pers, Senin 1 April 2019 peningkatan jumalah hoax  yang signifikan pada bulan januari dan februari total hoax temuan kominfo sebanyak 1.224 hoax pada periode Agustus 2018 sampai dengan Maret 2019 yang terdiri dari hoax tentang kesehatan, pemerintahan, agama, internasional, penipuan, fitnah terhadap individu dan hoax isu politik yang sangat mendominasi jumlah penyebaran hoax. (Sumber:Tempo.co 1 April 2019). Data ini membuktikan bahwa manusia sangat dimudahkan dengan kehadiran teknologi namun memberikan dampak buruk terhadap kehidupan bukan hanya sebagai individu namun dalam kehiduan berbangsa dan bernegara.

Prof Rhenal Kasali membaca perubahan-perubahan yang terjadi diera digital ini bahwa perubahan semakin cepat terjadi, pola perubahan sisitem dan pola lama digantikan denga pola yang baru akan terjadi atau inovasi baru akan selalu muncul. Era itu disebut Disrupsi, tidak ada yang tidak terdampak disrupsi kecuali kalau kita benar-benar berinovasi baik secara individu, kelompok.. Clayton (Christensen, 1997), seorang Profesor Bisinis Harvard menyebutnya sebagai distruption innovative dalam The Innovator’s Dilemma (Christensen, 1997)  dimana bisnis tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekarang, namun dapat mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.  

Disrupsi ini merubah mindset pelaku bisnis scara fundamental dari owning menjadi sharing, dari konvensional menjadi bisnis online, dari ojek menjadi ojek online. Tidak hanya itu dalam wilayah pemerintahan perkembangan teknologi membuat disrupsi didalam pemerintahan dalam segi percepatan pelayanan atau paradigma sekarang berubah menjadi e-govermence sebagai inovasi baru untuk menciptakan efektifitas dan efesiensi birokrasi. Bidang politik dimana kampanye dilakukan disosial media yang lebih mengefesiensikan waktu dan tenaga meski data terakhir menyebutkan bahwa hoax terbanyak dibidang politik. Organisasi juga akan memiliki kemampuan mangakses data dan aturan hukum yang disahkan lewat website pemerintahan tanpa harus datang kekantor tersebut dan tidak mesti menempuh waktu dan jarak yang lama. begitu juga dengan bidang yang lain sperti Pendidikan, hukum dan lain sebagainya. terjadi disruptive regulation, disruptive culture, disruptive mindset, dan disruptive marketing. (Khasali, 2018).

Meski demikian revolusi industri dan disrupsi memberikan dampak yang positif dalam kehidupan masyarakat yang dituntun untuk selalu berinovasi dan melahirkan prodak yang efisien dan efektif namun ada juga beberapa aspek yang memberikan dampak negative dalam bidang tertentu yang mestinya harus dianalisis dan dihadapai.

Generasi milenial, generasi yang lahir pada sekitar tahun 1980-2000an, sudah menunjukkan adanya gejala-gejala degradasi mental. Gaya hidup konsumerisme, kebebasan yang tanpa batas, serta hilangnya perilaku etis di media sosial sebagai sebuah konsikuensi diera digital dimana hak kebebasan individu semkin menguat dalam kurun waktu yang belum cukup lama adalah serangkaian contoh dari degradasi tersebut.  Rhenald Kasali (Khasali, 2018) menyebut milenial sebagai generasi strawberry, yang digambarkan sebagai generasi yang menarik, namun rapuh karena tidak memiliki mentalitas dan nilai-nilai yang kuat.  Era digital  memang akan menimbulkan kekuatan ikatan yang kuat disosial media dan perluasan interaksi sosial tentu akan membuat konstruksi budaya baru dalam masyarakat tapi apa yang dikatakan Prof.Khasali itu benar terjadi hari ini.

IM3I hari ini masih eksis diera yang disebut dengan revolusi industri 4.0 dan menghadapi ancaman disrupsi dibidang sosial, bagaimana disintegrasi sosial yang tak terbatas itu dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sebuah Lembaga yang memiliki tujuan menciptakan kesatuan dan kebesamaan sesama mahasiswa untuk mewujudkan intelektual muda yang aktif, kreatif dan inovatif yang menjunjung tinggi rasa tanggung jawab, moralitas, keadilan serta berwawasan global dan berorientasi masa depan IM3I harus mampu membaca pola perubahan zaman dan melihat ruang sosial sebagai objek yang harus dianalisis sehingga ancaman negatif yang diakibatkan oleh perubahan itu bisa kita antisipasi baik segi pembentukan dan penanaman nilai individu kader maupun menentukan arah perencaan strategis organisasi untuk menghadapi situasi zaman saat ini. PITL (pencerahan intelektual tingkat lanjut ) sebagai sebuah sarana peningkatan kualitas kader kenjenjang selanjutnya adalah bagian dimana melatih psikomotorik kader dalam menghadapi realitas sosial saat ini serta dapat memetakan masalah baik internal ataupun eksternal secara kritis dan menjadi problem solving dari dinamika yang terjadi.

IM3I harus bertahan dengan mamanfaatkan era teknologi saat ini dengan memperbaharuai beberapa aspek dalam bidang organisasi agar bisa menjawab tantangan zaman, menyiapkan pelaksanaan kaderisasi yang link and match antara sumber daya manusia dan kebutuhan zaman di era revolusi industri namun tidak lupa  meyiapkan sistem kaderisasi yang menjaga nilai kemanusiaan dan budaya sehinggan menjadi penyeimbang dalam proses pembentukan kader demi loncatan kualitas lembaga dalam menyongsong masa depan.

Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk mengadakan Pencerahan Intelektual Tingkat Lanjut (PITL) sebagai upaya mempertahankan marwah gerak mahasiswa dan kontekstualisasi gerakan serta sebagai upaya mencari posisi dan peran mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman ditengah Perubahan zaman saat ini.

  • TEMA PROGRAM

Program Pencerahan Intelektual Tingkat Lanjut (PITL)  ini mengangkat tema : “AKTUALISASI IM3I DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 & DISRUPSI

  • PELAKSANA

Pelaksana Program ini adalah Panitia Pelaksana Pencerahan Intelektual Tingkat Lanjut yang diamanahkan oleh Divisi Pengaderan Pengurus Pusat IM3I (stuktur kepanitiaan terlampir)

  • KEGIATAN

Program PITL merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan secara berkesinambungan, berupa :

  1. Pembuatan konsep dan monitoring persiapan teknis
  2.  Training of Fasilitator (TOF)
  3. Pendalaman Materi oleh Divisi Pengaderan
  4. Screening Peserta PITL
  5. Technical meeting PITL
  6. Karantina PITL
  • SYARAT DAN KETENTUAN PENDAFTARAN
  • Membawa surat mandate dari pengurus pusat IM3I dengan melampirkan surat keterangan lulus PITD (Pencerahan Intelektual Tingkat Dasar)
  • Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh panitia pelaksana PITL
  • Membawa pas foto ukuran 3 x 4 satu lembar
  • DIMENSI SCREENING
  • Keilmuan
  • Kemahasiswaan
  • Keorganisasian dan Ke-IM3I-an
  • Kebangsaan
  • Membuat Essayminimal 500 kata apabila dalam proses screening tidak melulusi minimal 2 materi dimensi screening

Ketentuan Essay :

  1. Memilih tema sesuai dengan sub tema yang telah ditetapkan

Sub tema :

  • Masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu masing-masing
  • Judul ditentukan oleh masing-masing peserta
  • Menggunakan kertas A4, Font : Times New Roman, Size : 12, Spasi : 1,5
  • Referensi : minimal 2 judul buku
  • Essay dibawa pada saat screening Essay
  • Mengirim softcopy lewat email:  pitlim3i@gmail.com
  • JADWAL PELAKSANAAN

Pendaftaran                       : 23  November 2019 –  28 November 2019

 (di sekretariat IM3I Pengurus Pusat )  

Screening                          : 28  November – 7 Desember 2019

Pengumuman kelulusan    : 9 Desember 2019

Technical Meeting             : 11 Desember 2019

Karantina                          : 13 – 15 Desember 2019

Contact Person : 082393541274 (Ketupat)  / 082196625196  (Koster)

DAFTARA PUSTAKA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *